saham

Indonesia: penjemputan berbiaya rendah tiba: contoh "produksi ramping"

Pemerintah akan promosikan open van murah, berkapasitas mesin 700 cc, yang akan dijual dengan harga 60 juta rupee (sekitar 5000 euro) – “Lean production”: merekayasa ulang produk agar lebih murah dan lebih mudah diakses oleh banyak negara berkembang – Proyek Indonesia tidak memasukkan investasi asing

Indonesia: penjemputan berbiaya rendah tiba: contoh "produksi ramping"

Istilah 'produksi ramping' biasanya mengacu pada sistem produksi yang efisien, mulai dari manajemen inventaris hingga waktu henti dalam pemrosesan, memangkas setiap ons lemak dan redudansi dalam proses produksi.

Tetapi ada juga arti lain dari ungkapan tersebut, yang mungkin sebaiknya diterjemahkan sebagai 'produksi hemat': ini adalah pertanyaan tentang merekayasa ulang produk sehingga lebih murah dan lebih mudah diakses oleh massa negara-negara berkembang. Ini bisa berupa kompor arang atau mesin ultrasonik, tetapi dalam setiap kasus banyak kisah sukses yang menghasilkan inovasi besar, membuat produk lebih murah tanpa mengorbankan fitur fungsionalitas yang penting. Di Indonesia pendekatan ini telah diperluas ke pick-up, mobil van terbuka yang merupakan 'pekerja keras' para petani dan pengrajin.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan di Jakarta, pemerintah akan mempromosikan truk pick-up murah berkapasitas mesin 700 cc yang akan dijual dengan harga Rp 60 juta (sekitar 5000 euro). Pickup tersebut akan diproduksi oleh badan usaha milik negara, PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA). Sentuhan proteksionis yang disayangkan menggarisbawahi bahwa produksi kendaraan ini tidak termasuk investasi asing dan komponennya harus bersumber secara lokal.

Sumber

Tinjau