saham

Enel: lebih sedikit batu bara dan menjual 10% saham Pt Bayan

Enel melanjutkan jalan yang akan mengarah pada dekarbonisasi total campuran generasi pada tahun 2050. Grup tersebut akan mengumpulkan 85 juta dolar tunai untuk dialokasikan ke sektor strategis seperti jaringan, energi terbarukan, dan kepemilikan saham minoritas. Bayan adalah produsen batubara terintegrasi Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan terbuka

Enel menyelesaikan kesepakatan penjualan 10% dari produsen batubara Indonesia PT Bayan Resources Tbk, saat ini dimiliki oleh Enel Investment Holding, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Enel, kepada pengusaha Dato' Low Tuck Kwong, pemegang saham pengendali Bayan.

Transaksi tersebut dilakukan dengan pertimbangan dari 85 juta dolar AS, seluruhnya dalam bentuk tunai. 

Jadi Enel melanjutkan operasi strategis di pasar luar negeri. Kabar kesepakatan dengan pengusaha Indonesia itu tiba sehari setelahnya penjualan tanaman terbarukan di Meksiko seharga 1,35 miliar dolar. Dari 2015 hingga hari ini, Grup telah menjual aset dengan total nilai agregat 5 miliar euro. 

“Divestasi saham minoritas di Bayan sangat sejalan dengan strategi rotasi aset kami serta rencana kami untuk dekarbonisasi lengkap dari campuran generasi pada tahun 2050”, komentar Francesco Starace, CEO dan manajer umum Grup Enel. "Pada saat yang sama kami menegaskan minat kami di Indonesia, tanah yang kaya akan sumber daya terbarukan, di mana kami terlibat dalam kegiatan prospeksi panas bumi dan di mana kami juga mengevaluasi peluang dalam proyek energi terbarukan lainnya".

Pada Agustus 2008, Enel membeli 10% saham Bayan pada saat Penawaran Umum Perdana yang mendahului pencatatan produsen batubara Indonesia di Bursa Efek Jakarta.

Transaksi tersebut merupakan bagian dari target rotasi aset bergulir senilai 8 miliar euro yang ditetapkan oleh strategi manajemen portofolio aktif Enel. Sejalan dengan strategi ini, dana hasil penjualan akan digunakan untuk membiayai pertumbuhan di sektor-sektor strategis seperti jaringan, energi terbarukan, dan pembelian kepemilikan saham minoritas.

Bayan adalah produsen batubara Indonesia yang terintegrasi. Pemegang saham utama perusahaan tercatat adalah pengusaha Dato' Low Tuck Kwong, yang 51,6% sahamnya akan naik menjadi 61,6% setelah pembelian saham Enel, utilitas Korea Electric Power (20,0%) dan pemegang saham pendiri lainnya (sekitar 9%). Bayan bergerak di bidang penambangan terbuka untuk berbagai tingkatan batubara.  

Di Indonesia, divisi untuk terbarukan Enel, Enel Green Power, saat ini terlibat dalam eksplorasi sumber daya panas bumi, dalam konsorsium dengan perusahaan Indonesia PT Optima Energi Nusantara (PT SATU), dan di gedung Central Way Ratai (55 MW) di daerah Way Ratai, provinsi Lampung, setelah penghargaan dengan tender umum 2016. Pada tahun yang sama, Enel Group juga menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan Indonesia PT PLN Persero untuk menilai peluang pengembangan potensial terkait dengan pembangkit generasi yang berkelanjutan di negara ini. 

Tinjau